Monday, February 4, 2019

Cerdas itu tidak hanya berhitung


Cerdas itu tidak hanya berhitung


Gambar terkait


Ketika kecil kita semua sering dimarahi orang tua apabila nilai ulangan matematika mendapatkan hasil yang kurang baik. Sehingga hari pembagian rapot merupakan hari yang mendebarkan bagi sebagian siswa–siswi. Di sekitar kita, di negara yang katanya negara demokrasi ini kecerdasan masih banyak dianggap sama dengan kemampuan matematika. Anak yang cerdas adalah anak yang pandai matematika, anak yang pandai adalah anak yang nilai matematikanya tinggi, anak yang tidak pandai adalah anak yang tidak punya nilai tinggi dalam matematika, anak yang tidak pandai adalah anak yang tidak pandai matematika. Begitulah anggapan di sebagian masyarakat yang masih menganggap matematika dan ilmu alam merupakan sebuah indikator untuk anak supaya bisa dikatakan cerdas.
Keadaan tersebut tentu saja tidak begitu tepat. Karena setiap anak pasti punya potensi masing-masing yang tentunya berbeda satu dengan yang lainya. Kita tentu dan harus sadar bahwa setiap anak punya bakat dan minat masing-masing. Tidak bisa dan tidak mungkin setiap anak harus menguasai detail-detail matematika. Mengenal matematika, iya. Tapi untuk menguasai, sepertinya tidak. Ada anak yang memang minat di matematika dan ilmu eksakta lainya, tetapi ada juga anak yang punya minat di menulis, minat menggambar, minat menyanyi, minat olahraga, dan minat-minat yang lain.  Hal ini harus menjadi perhatian bagi kita semua. Kalau anak kita minat di dunia tulis menulis, masukkan kursus menulis. Kalau anak kita minat di dunia tarik suara, masukkan di kursus menyanyi. Kalau anak kita minat di dunia olahraga, masukkan di kursus olahraga. Jangan hanya dipaksa memahami ilmu-ilmu hitung yang mungkin bukan minat dan bakat mereka.
Eistein pernah berkata “kamu tidak akan menemukan kecerdasan dari seekor ikan jika kamu mengukurnya dari kepandaianya menaiki pohon”. Bahkan dalam Al Kitab, kitab suci Al Qur’an juga ada ayat yang intinya kurang lebih begini “serahkan urusan duniamu kepada ahlinya” . dari dua pernyataan di atas tentu kita sadar, bahwa seorang anak tidak bisa dikukur kecerdasannyya dari satu aspek saja, matematika misalnya. Anak yang pandai menggambar tidak bisa dikatakan bodoh, hanya karena dia tidak bisa mengerjakan matematika. Begitupun anak yang pandai matematika mungkin juga tidak bisa diukur kecerdasanya menggambar lukisan beraliran realisme, dan seterusnya.
Hal-hal di atas, semakin meyakinkan kita semua bahwa perbedaan itu adalah pasti, perbedaan adalah suatu keniscayaan. Dalam hal apapun, tak terkecuali dalam hal kecerdasan. Setiap anak punya kecerdasan yang berbeda satu sama lain. ada yang suka menggambar, ada yang suka menulis, dan lain sebagainya. Bagi para pendidik dan orang tua, janganlah melulu membebani anak-anak untuk sekedar pandai berhitung. Sangatlah tidak bijak, apabila kecerdasan anak hanya diukur dari kemampuannya berhitung.





~ist.~




Sunday, January 6, 2013

Menikmati dan Menjalani Hidup yang Nikmat dengan Filsafat


Menikmati dan Menjalani Hidup yang Nikmat dengan Filsafat

Pada semester ini, yaitu semester tujuh ini saya mendapat mata kuliah yang cukup asing bagi saya. Mata kuliah yang menurut saya amatlah tidak penting pada awalnya. Tetapi setelah saya mengikuti kuliah perdana, saya sadar bahwa mata kuliah ini, mata kuliah filsafat adalah mata kuliah yang penting. Dalam mata kuliah ini, diajarkan materi materi yang berhubungan dengan kehidupan dan spritual. Jujur, saya pun merasa bingung dan tertawa geli sedikit ketika membaca bacaan tentang filsafat karena saya belum bisa memahami filsafat secara seutuhnya.
Pada pertemuan perdana , bapak Prof. DR. Marsigit memaparkan sedikit tentang filsafat. Beliau menjelaskan beberapa hal yang menurut saya sangat bermanfaat. Saya meringkas hal hal tersebut menjadi beberapa hal yaitu filsafat itu hidup, spritual, reflektif, dan keadilan. Dengan belajar berfilsafat, kita diajarkan untuk bersifat adil terhadap semuanya. Bersikap adil bukan berarti memberikan sesuatu sama porsinya terhadap semuanya tetapi memberikan sesuatu sesuai porsinya. Di mata kuliah ini, saya diajarkan cara cara bersikap adil terhadap semuanya, dan tentunya saya akan merealisasikan di kehidupan nyata.
Kemudian yang kedua Hidup. Kalau menurut saya hidup itu adalah waktu dimana manusia bernyawa, tumbuh, dan berkembang. Dan setiap orang yang hidup pasti mempunyai kehidupan dan setiap kehidupan pasti ada masalah, dan setiap manusia melewati masalah pasti ada pengalaman, setiap pengalaman maka ada hikmah yang diambil, dan setiap hikmah yang diambil pasti ada pendewasaan. Filsafat tiap orang berbeda beda, tapi yang terpenting adalah janganlah mencela filsafat orang lain.
Dalam berfilsafat kita juga harus mendasari hati kita dengan iman yang kuat, karena filsafat itu berkaitan dengan pikiran dan pikiran itu liar. Maka harus diimbangi dengan hati yang baik supaya kita tidak terjerumus ke dalam fikiran yang sesat. Yang terakhir filsafat itu reflektif, yaitu kita terkadang harus berhenti sejenak dalam segala sesuatu. Sejenak memikirkan apa saja yang telah kita perbuat untuk kita bisa lakukan langkah selanjutnya yang lebih bijiak dari sebelumnya.
Pada pertemuan selanjutnya, mata kuliah filsafat mempelajari kegunan filsafat dalam kehidupan sehari hari. Para mahasiwa memaparkan pertanyaan pertanyaan tentang  filsafat. Pada pertemuan ini, kami sudah mulai meresapi tentang filsafat.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama , menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama.
Hal penting yang dapat saya ambil dalam pembelajaran minggu itu adalah pengalaman dan fokus. Dalam hidup tentu kita tidak lepas  dengan namanya pengalaman. Setiap hari kita selalu meciptakan pengalaman, dan kita bisa menjadi lebih bijak dengan belajar dari pengalaman. Yang kedua adalah tentang fokus. Dalam mengerjakan sesuatu kita harus fokus terhadap kegiatan yang kita lakukan. Dengan fokus kita bisa  mendapatkan hasil yang maksimal.
Banyak hal yang kita dapat dari filsafat. Banyak manfaat ketika belajar filsafat. filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya.
Mata kuliah filsafat juga mempelajari tentang bagaimana sesuatu itu menembus ruang dan waktu. Materi kuliah ini menurut saya sangat menarik sehingga membuat saya cukup semangat untuk mengikuti mata kuliah ini. Pada perkuliahan ini, bapak Prof. Dr. Marsigit, beliau menyampaikan tentang bagaimana menembus ruang dan waktu.  Semua yang ada di dunia ini semuanya bersfilsafat. Mulai dari mahasiswa, siswa, orang awam, anak anak, binatang, tumbuhan, bahkan batu pun turut berfilsafat serta menembus ruang dan waktu. adanya masa lalu, masa sekarang, dan masa depan serta kita tidur  merupakan contoh perilaku menembus ruang dan waktu
Dalam memembus ruang dan waktu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Ø      Paham tentang ruang dan waktu.
Ruang itu multidimensi. Berdimensi berdimensi. spiritualism membagi empat ruang, yaitu materialism, formalism, normatifsism, dan spiritualism. Sedangkan waktu, ada waktu berurutan, berkelanjutan, dan berkesatuan.
Ø      Memahami tentang adanya filsafat fenomenologi.
Menurut Husserr, fenomenologi meliputi abstraksi dan idealisasi. Sebenar-benar manusia dalam hal ini, manusia sejati adalah abstraksi, yaitu hidup dengan memilih.
Ø      Memahami tentang filsafat foundasionalism dan antitesisnya.
Penganut  fondasionalism tahu dan selalu memikirkan kapan mulainya sesuatu. akan tetapi , kita sendiri saja tidak diketahui kapan mulainya. Inilah yang kita sebut antitesis dari foundasionalism, yaitu intuisionalism. Manusia merupakan seuatu yang kontradiksi karena kita adalah kaum foundasionalism sekaligus intuisionalism.  
Pada pertemuan selanjutnya, pada perkuliahan filsafat yang diampu oleh bapak Prof. Dr. Marsigit, perkuliahan mempelajari sesuatu yang baru. Lagi lagi saya cukup merasa senang dengan perkuliahan filsafat karena di sini kita diajarkan hal hal yang baru. Pada pertemuan itu, dipelajari tentang sesuatu yang bernama mitos. Pertama kali saya mendengar mitos pada perkuliahan itu, saya berpendapat pasti ini akan berhubungan dengan hal hal yang kurang baik. Tetapi setelah mengikuti perkuliahan, ternyata tidak semua mitis itu kurang baik. Dalam pembelajaran mitos sangat diperlukan, bukankah kita semua tahu ilmu karena mitos,yang mana pada awalnya kita tidak tahu kebenaranya dan kemudian selalu mencari tahu kebenaran dengan intuisi kita.
Mitos dapat  diartikan sesuatu yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu. Contohnya adalah mitos tentang adanya Nyi Roro Kidul di Laut Selatan, mitos ini mempunyai tujuan  agar orang-orang tidak berbuat zalim kepada  di laut. Contoh lain tentang mitos yang disampaikan bapak Prof. Dr. Marsigit adalah  misal kita membuat mitos bahwa pohon mangga kita dihuni gaib. Hal ini dimaksudkan agar orang sekeliing tidak berani mencuri mangga. Dalam kasus itu orang yang tidak tahu sebenarnya mengangap hal itu sebagai mitos.
Pada perkuliahan itu, beliau juga menceritakan pengalaman dari kecil hingga sekarang dimana perjalanannya penuh perjuangan dan pengorbanan. Cerita beliau sangatlah menginspirasi terutama untuk diri saya sendiri, semoga besuk saya dapat seperti beliau yang dengan kerja keras dan perjuangannya dapat meraih cita citanya. Selain itu beliau juga menjelaskan tentang ikhlas. Ilustrasi yang dipaparkan ialah  Prof. Dr. Marsigit menyampaikan kisah Syeh Abdul Qodir Jailani yang dengan ikhlasnya ia mengabdi dan menjalani sesuatu dengan hati ihlas. Dari pengalaman beliau yang diceritakan di atas, banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik. Salah satunya adalah perlu kerja keras untuk meraih sesuatu dan kita semua mempunyai hak untuk membangun ilmu kita sendiri.
Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang pembelajaran filsafat, maka saya bisa menarik kesimpulan bahwa filsafat itu sangatlah berguna di berbagai sendi kehidupan. Filsafat itu unik, dengan belajar filsafat kita belajar tentang kehidupan, sehingga kita merasa nikmat dalam menjalani hidup.  Ada pesan yang cukup  bermanfaat yaitu  ambil yang baik dan buang yang buruk. Dengan belajar filsafat,  kita juga belajar tentang kehidupan, sehingga kita menjadi lebih bijak  dalam menjalani hidup.  Selain itu, hikmah yang dapat kita petik dari belajar berfilsafat adalah kita harus bisa memanfatkan waktu karena waktu akan berjalan terus dan tak mungkin kembali. Sehingga dalam menghadapi sesuatu kita harus fokus terhadap apa yang kita hadapi itu.
Dalam dunia pendidikan saat ini, mitos  yang beredar adalah bahwa matematika itu merupakan mata pelajaran sangatlah mengerikan. Hal itu membuat para pelajar  malas dan enggan untuk belajar matematika.  Sebagai guru, upaya yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir mitos itu menjadi lebih bersahabat dan kalau bisa membuat mitos bahwa matematika itu amatlah menyenangkan. Salah satu caranya adalah membelajarkan matematika dengan cara mengajarkan sifat ikhlas  dan melibatkan siswa, dimana siswalah yang aktif  sehingga mereka dapat   membangun ilmu mereka dan tentunya dengan intuisi mereka. Jika ini dan berlangsung diharapkan  pembelajaran metematika akan  sangat inspiratif dan bermakna. Oleh karena itu, guru bukanlah orang yang memberi ilmunya kepada siswa, tetapi guru sebaiknya menjadi fasilitator agar siswa dapat mengkontruksikan sendiri ilmunya dengan salah satu senjatanya adalah intuisi mereka .





Tuesday, December 4, 2012

Pembelajaran Matematika dengan Hati Ikhlas dan Penuh Intuisi


Pembelajaran Matematika dengan Hati  Ikhlas dan Penuh Intuisi

 

Pada pertemuan minggu lalu, pada perkuliahan filsafat yang diampu oleh bapak Prof. Dr. Marsigit, perkuliahan mempelajari sesuatu yang baru. Lagi lagi saya cukup merasa senang dengan perkuliahan filsafat karena di sini kita diajarkan hal hal yang baru. Pada ppertemuan itu, dipelajari tentang sesuatu yang bernama mitos. Pertama kali saya mendengar mitos pada perkuliahan itu, saya berpendapat pasti ini akan berhubungan dengan hal hal yang kurang baik. Tetapi setelah mengikuti perkuliahan, ternyata tidak semua mitis itu kurang baik. Dalam pembelajaran mitos sangat diperlukan, bukankah kita semua tahu ilmu karena mitos,yang mana pada awalnya kita tidak tahu kebenaranya dan kemudian selalu mencari tahu kebenaran dengan intuisi kita.
Mitos dapat  diartikan sesuatu yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu. Contohnya adalah mitos tentang adanya Nyi Roro Kidul di Laut Selatan, mitos ini mempunyai tujuan  agar orang-orang tidak berbuat zalim kepada  di laut. Contoh lain tentang mitos yang disampaikan bapak Prof. Dr. Marsigit adalah  misal kita membuat mitos bahwa pohon mangga kita dihuni gaib. Hal ini dimaksudkan agar orang sekeliing tidak berani mencuri mangga. Dalam kasus itu orang yang tidak tahu sebenarnya menganngap hal itu sebagai mitos.
Pada perkuliahan itu, beliau juga menceritakan pengalaman dari kecil hingga sekarang dimana perjalanannya penuh perjuangan dan pengorbanan. Cerita beliau sangatlah menginspirasi terutama untuk diri saya sendiri, semoga besuk saya dapat seperti beliau yang dengan kerja keras dan perjuangannya dapat meraih cita citanya. Selain itu beliau juga menjelaskan tentang ikhlas. Ilustrasi yang dipaparkan ialah  Prof. Dr. Marsigit menyampaikan kisah Syeh Abdul Qodir Jailani yang dengan ikhlasnya ia mengabdi dan menjalani sesuatu dengan hati ihlas
Dari pengalaman beliau yang diceritakan di atas, banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik. Salah satunya adalah perlu kerja keras untuk meraih sesuatu dan kita semua mempunyai hak untuk membangun ilmu kita sendiri. Oleh karena itu, guru bukanlah orang yang memberi imunya kepada siswa, tetapi guru sebaiknya menjadi fasilitator agar siswa bias mengkontruksikan sendiri ilmunya dengan salah satu senjatanya adalah intuisi mereka .
Dalam dunia pendidikan saat ini, mitos  yang beredar adalah bahwa matematika itu merupakan mata pelajaran sangatlah mengerikan. Hal itu membuat para pelajar  malas dan enggan untuk belajar matematika.  Sebagai guru, upaya yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir mitos itu menjadi lebih bersahabat dan kalau bisa membuat mitos bahwa matematika itu amatlah menyenangkan. Salah satu caranya adalah membelajarkan matematika dengan cara mengajarkan sifat ikhlas  dan melibatkan siswa, dimana siswalah yang aktif  sehingga mereka dapat   membangun ilmu mereka dan tentunya dengan intuisi mereka. Jika ini dan berlangsung diharapkan  pembelajaran metematika akan  sangat inspiratif dan bermakna.










Wednesday, November 21, 2012

Menembus Ruang dan Waktu dengan Filsafat


Menembus Ruang dan Waktu dengan Filsafat

Pada pertemuan minggu lalu, mata kuliah filsafat mempelajari tentang menembus ruang dan waktu. Materi kuliah yang sangat menarik sehingga membuat saya cukup semangat untuk mengikuti mata kuliah ini. Pada perkuliahan ini, bapak Prof. Dr. Marsigit, beliau menyampaikan tentang bagaimana menembus ruang dan waktu.  Semua yang ada di dunia ni semuanya bersfilsafat. Mulai dari mahasiswa, siswa, orang awam, anak anak, binatang, tumbuhan, bahkan batu pun turut berfilsafat serta menembus ruang dan waktu. adanya masa lalu, masa sekarang, dan masa depan serta kita tidur  merupakan contoh perilaku menembus ruang dan waktu
Dalam memembus ruang dan waktu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
·        Paham tentang ruang dan waktu.
Ruang itu multidimensi. Berdimensi berdimensi. spiritualism membagi empat ruang, yaitu materialism, formalism, normatifsism, dan spiritualism. Sedangkan waktu, ada waktu berurutan, berkelanjutan, dan berkesatuan.
·        Memahami tentang adanya filsafat fenomenologi.
Menurut Husserr, fenomenologi meliputi abstraksi dan idealisasi. Sebenar-benar manusia dalam hal ini, manusia sejati adalah abstraksi, yaitu hidup dengan memilih.
·        Memahami tentang filsafat foundasionalism dan antitesisnya.
Penganut  fondasionalism tahu dan selalu memikirkan kapan mulainya sesuatu. akan tetapi , kita sendiri saja tidak diketahui kapan mulainya. Inilah yang kita sebut antitesis dari foundasionalism, yaitu intuisionalism. Manusia merupakan seuatu yang kontradiksi karena kita adalah kaum foundasionalism sekaligus intuisionalism

Dari kuliah ini, hikmah yang bisa kita petik adalah kita harus bisa memanfatkan waktu karena waktu akan berjalan terus dan tak mungkin kembali. Sehingga dalam menghadapi sesuatu kita harus fokus terhadap apa yang kita hadapi itu.

Tuesday, November 20, 2012

PENTINGNYA KOMUNIKASI GURU DAN MURID DALAM PEMBELAJARAN


PENTINGNYA KOMUNIKASI GURU DAN MURID DALAM PEMBELAJARAN
( Dwi Istanto )

I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah          
                        Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang selalu hadir dalam setiap jenjang pendidikan, baik di SD, SMP, SMA, maupun di beberapa jurusan di perguruan tinggi. Di samping itu matematika juga berkaitan erat dengan mata pelajaran lain, misalnya Fisika, Kimia, dan Biologi. Oleh karena itu, keberadaan matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah sangat penting bagi siswa.
Pada kenyataannya prestasi belajar matematika yang dicapai siswa SD, SMP, SMA masih rendah. Padahal berbagai usaha telah dilakukan berbagai pihak untuk meningkatkan prestasi belajar matematika, seperti peningkatan kualitas pendidik, perbaikan kurikulum pendidikan, melengkapi sarana dan prasarana, dan lain lain.
Sampai saat ini matematika masih dianggap sulit oleh sebagisan besar siswa. Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya prestasi matematika siswa, maka perlu adanya sedikit perubahan perlakuan dalam pembelajaran  matematika supaya hasil pembelajaran menjadi lebih baik dari sebelumnya. Banyak hal yang mempengaruhi rendahnya minat siswa terhadap matematika, salah satunya adalah komunikasi yang kurang berjalan dengan baik. Proses  pembelajaran yang diterapkan seharusnya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa bisa lebih mudah menerima pelajaran. Proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa jika komunikasi antar penghuni kelas berjalan baik. Maka tugas gueu untuk mencitakan suasana yang menyenangkan itu.
             Tugas guru tidak hanya pada kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga melakukan bimbingan di luar kelas, khususnya mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, baik kesulitan mengenai pelajaran ataupun masalah psikologi yang diperolehnya dari luar, seperti keluarga dan teman pergaulan. Perilaku guru merupakan salah satu faktor yang berperan dalam memotivasi semangat belajar para peserta didik. Suatu kondisi yang menyenangkan apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab, bersahabat dan memahami situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di luar kelas. Perilaku guru seperti itu dapat menunjang motivasi dan  prestasi belajar siswa        Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai suatu usaha untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peran signifikan dalam proses pengajaran.Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier (2002:41) bertujuan menyiapkan manusia untuk menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran, kesadaran dan kreatifitas.
Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
Dari uraian yang telah disampaikan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul  “Pentingnya Komunikasi Guru dan Murid dalam Pembelajaran”.







II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Guru, Siswa, Komunikasi dan Pendidikan
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai komunikasi dalam pendidikan, akan dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan komunikasi, guru dan siswa. Komunikasi adalah Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang dapat menimbulkan efek tertentu. Guru adalah seorang anggota masyarakat yang berkompeten dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan atau pemerintah untuk melaksanakan tugas, fungsi dan peranannya, yakni mengajar, mendidik dan membimbing serta menuntut siswa dalam belajar atau dengan kata lain guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam usaha pembentukan sumber daya manusia dan sebagainya. Sedangkan Siswa adalah Setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
Keduanya baik guru maupun siswa merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran. Karena merekalah yang melakukan proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak akan terjadi jika tidak ada guru atau pun siswa. Dengan melihat  pada pengertian bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas siswa, terkandung suatu makna bahwa proses yang dinamakan pendidikan itu tidak akan pernah berlangsung apabila tidak hadir guru dan siswa dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa guru dan siswa merupakan pilar utama terselenggaranya aktivitas pendidikan.
Guru merupakan seorang sosok yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Banyak sekali tugas guru terutama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa.
Seorang guru memiliki peranan dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1.      Sebagai motivator, yaitu memberikan dorongan dan anjuran kepada siswanya agar secara aktif dan kreatif serta positif dalam berintegrasi dengan lingkungan atau pengalaman baru berupa pelajaran yang ditawarkan kepadanya.
2.      Sebagai fasilitator, yaitu menciptakan suasana dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi secara positif dan kreatif dalam proses belajar mengajar
3.       Organisator, yaitu mengatur, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan proses belajar mengajar.
4.      Informatory, yaitu memberikan informasi yang diperlukan siswa baik untuk kepentingan dan kelancaran kegiatan proses belajar mengajar maupun untuk kepentingan masa depan siswa.
5.      Konselor, yaitu memberikan bimbingan dan penyuluhan atau bantuan khusus kepada siswa yang mempunyai permasalahan dan sebagainya.

B.   Komunikasi Interpersonal
Bentuk komunikasi interpersonal antara guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiapa orang diberi kesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang menyenangkan pada tiap personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam menciptakan iklim komunikatif guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai individu yang berbeda-beda, yang memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa mempunyai karakteristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda, memerlukan kebebasan memilih yang sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru selama mengajar diharapkan tidak hanya terfokus pada pelajaran semata, tetapi juga berpengaruh pada pengembangan soft skill mereka. Para guru harus bisa memahami siswa/siswinya, terutama mereka yang memasuki usia remaja yang rentan dengan berbagai macam pengaruh dari lingkungan. Dengan adanya komunikasi antarpribadi guru dengan siswa diharapkan dapat membentuk konsep diri yang telah ada sebelumnya menjadi lebih baik. Selain itu, proses komunikasi seperti ini juga dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, karena dalam komunikasi harus ada timbal balik (feedback) antara komu­nikator dengan komunikan. Begitu juga dengan pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang disam­paikan, dalam hal ini materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada komunikan (siswa) bisa dicerna oleh siswa dengan optimal, sehingga tujuan pen­di­dikan yang ingin dicapai bisa terwujud. Tidak mungkin bila komunikasi dilakukan tidak baik maka hasilnya akan bagus.
Dimana fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab II Pasal 3 berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan ke­mampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tu­han Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,  kreatif, mandiri, dan menjadi warga ne­gara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan tidak mungkin terwujud bila tidak dibarengi dengan faktor penunjangnya. Salah satunya adalah komu­nikasi. Dan dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Menurut Santrock (2008), terdapat tiga aspek utama dari komunikasi dalam pembelajaran, yaitu keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal. Berbicara di hadapan kelas dan di hadapan siswa harus dapat mengkomunikasikan informasi secara jelas. Kejelasan dalam berbicara penting agar pengajaran yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang diikuti siswa dapat berjalan responsive.
Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
1.    Memilih cara dan metode mengajar yang  tepat termasuk memperhatikan                penampilannya
2.    Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
3.     Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
4.    Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
5.     Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah.
6.    Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan   jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
7.    Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu.  Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
8.    Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif  lainnya serta menghormati siswa yang telah mau mengungkapkan pendapatnya.

C.  Penciptaan Iklim Komunikatif
Ada beberapa kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar supaya pembelajaran menjadi menyenangkan, yaitu:
1.         Kemampuan guru mengembangkan sikap positif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cara menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, menghindari kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan pemberian insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa.
2.         Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. Bisa dilakukan dengan menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan orang lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar (Ali Imran, 1995). Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-masing pihak merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak lain sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan meraka untuk dipenuhi secara bersama-sama
3.         Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cara penyampaian materi di kelas yang menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan materi pelajaran.
4.         Kemampuan guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegitan pembelajaran. Berhubungan dengan komunikasi antar siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan siswa yang mengganggu serta mmpertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atu dua arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke siswa dan dari siswa ke siswa.
5.         Kemampuan guru mengondisikan kelas
Berhubungan dengan kapan guru harus serius dan santai

Jadi semua kemampuan guru diatas mengarah pada penciptaan iklim komunikatif yang merupakan wahana atau sarana bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.

D. Hambatan Guru Mengelola Kelas
Saat guru dikelas, adalah saat siswa merasakan aura dan pesonanya. Aura yang saya maksud adalah segala tindak tanduk serta perilaku yang tercermin dari saat memasuki kelas sampai mengakhiri kelas setelah mengajar yang membuat sukses tidaknya kelas yang dikelolanya. Hampir semua pendidik dan pengajar ingin kelas yang dipegangnya lancar dan tidak ada hambatan. Namun sadarkah kita jika terkadang hambatan itu datang dari diri guru itu sendiri.  Berikut 6 indikator hambatan yang berasal dari diri guru itu sendiri.
1.         Kontrol dan batasan terhadap siswa sangat ketat, atau malah guru menerapkan sedikit sekali kontrol. Guru tidak tegas dalam menjalankan peraturan kelas (inkonsisten). Cenderung menjadi teman bagi siswa, permisif atau serba boleh atau malah tidak mau terlibat dengan siswa sama sekali.
2.         Lay out kelas tetap sama, tidak mengubah -ubah letak tempat duduk siswa sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
3.         Siswa melanggar langsung dihukum, guru tidak mau mendengar alasan siswa,keputusan semua berasal dari guru. Siswa mengalami kekurangan motivasi karena aspirasinya tidak didengar.
4.         Komunikasi hanya satu arah, kelas baru dianggap baik apabila sunyi. Saat guru berbicara, siswa mendengar saja , siswa menjadi tidak berinisiatif karena siswa tidak boleh interupsi. Siswa takut menjalin komunikasi dengan guru.
5.         Tidak ada minat dan perhatian terhadap siswa, Tidak perhatian pada siswa , telalu memperhatikan emosi siswa dari pada kesuksesan pengelolaan kelas. Tidak menerapkan disiplin kepada siswa, hanya memperhatikan siswa jika mereka berbuat negatif, tidak ada penghargaan bagi mereka yang sudah berbuat positif.
6.         Tidak kreatif, menggunakan materi yang sama setiap tahun, tidak ada variasi, guru tidak mempersiapkan kelasnya.


III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Proses belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan salah satu contoh bentuk komunikasi sehari-hari. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu mencapai tujuan pendidikan. Adanya komunikasi antara guru dan murid dalam pembelajaran sangatlah penting.  Tanpa adanya komunikasi, proses belajar mengajar tidak akan bisa berjalan dengan baik. Bentuk komunikasi yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah bentuk komunikasi antarpersonal. Karena dalam kedua proses tersebut dapat menghasilkan feedback (timbal balik) yang dimana dapat mengetahui apakah komunikasi dapat diterima dengan baik atau tidak. Selain itu kedua proses tersebut dapat memaksimalkan penyampaian informasi dari guru kepada siswanya. Agar informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh siswanya.
B.      Saran
Untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas agar menghasilkan prestasi belajar yang berkualitas pula, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang secara langsung berkaitan dengan berlangsungnya suatu proses belajar mengajar tersebut. Yang terpenting adalah komunikasi yang terjalin didalamnya. Selain komunikasi, ada juga hal lain yang harus diperhatikan yaitu: guru, siswa, kurikulum dan sarana, serta faktor lain yang sifatnya kontekstual agar peranan komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat terealisasi dengan baik, yaitu agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan.