Tuesday, December 4, 2012

Pembelajaran Matematika dengan Hati Ikhlas dan Penuh Intuisi


Pembelajaran Matematika dengan Hati  Ikhlas dan Penuh Intuisi

 

Pada pertemuan minggu lalu, pada perkuliahan filsafat yang diampu oleh bapak Prof. Dr. Marsigit, perkuliahan mempelajari sesuatu yang baru. Lagi lagi saya cukup merasa senang dengan perkuliahan filsafat karena di sini kita diajarkan hal hal yang baru. Pada ppertemuan itu, dipelajari tentang sesuatu yang bernama mitos. Pertama kali saya mendengar mitos pada perkuliahan itu, saya berpendapat pasti ini akan berhubungan dengan hal hal yang kurang baik. Tetapi setelah mengikuti perkuliahan, ternyata tidak semua mitis itu kurang baik. Dalam pembelajaran mitos sangat diperlukan, bukankah kita semua tahu ilmu karena mitos,yang mana pada awalnya kita tidak tahu kebenaranya dan kemudian selalu mencari tahu kebenaran dengan intuisi kita.
Mitos dapat  diartikan sesuatu yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu. Contohnya adalah mitos tentang adanya Nyi Roro Kidul di Laut Selatan, mitos ini mempunyai tujuan  agar orang-orang tidak berbuat zalim kepada  di laut. Contoh lain tentang mitos yang disampaikan bapak Prof. Dr. Marsigit adalah  misal kita membuat mitos bahwa pohon mangga kita dihuni gaib. Hal ini dimaksudkan agar orang sekeliing tidak berani mencuri mangga. Dalam kasus itu orang yang tidak tahu sebenarnya menganngap hal itu sebagai mitos.
Pada perkuliahan itu, beliau juga menceritakan pengalaman dari kecil hingga sekarang dimana perjalanannya penuh perjuangan dan pengorbanan. Cerita beliau sangatlah menginspirasi terutama untuk diri saya sendiri, semoga besuk saya dapat seperti beliau yang dengan kerja keras dan perjuangannya dapat meraih cita citanya. Selain itu beliau juga menjelaskan tentang ikhlas. Ilustrasi yang dipaparkan ialah  Prof. Dr. Marsigit menyampaikan kisah Syeh Abdul Qodir Jailani yang dengan ikhlasnya ia mengabdi dan menjalani sesuatu dengan hati ihlas
Dari pengalaman beliau yang diceritakan di atas, banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik. Salah satunya adalah perlu kerja keras untuk meraih sesuatu dan kita semua mempunyai hak untuk membangun ilmu kita sendiri. Oleh karena itu, guru bukanlah orang yang memberi imunya kepada siswa, tetapi guru sebaiknya menjadi fasilitator agar siswa bias mengkontruksikan sendiri ilmunya dengan salah satu senjatanya adalah intuisi mereka .
Dalam dunia pendidikan saat ini, mitos  yang beredar adalah bahwa matematika itu merupakan mata pelajaran sangatlah mengerikan. Hal itu membuat para pelajar  malas dan enggan untuk belajar matematika.  Sebagai guru, upaya yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir mitos itu menjadi lebih bersahabat dan kalau bisa membuat mitos bahwa matematika itu amatlah menyenangkan. Salah satu caranya adalah membelajarkan matematika dengan cara mengajarkan sifat ikhlas  dan melibatkan siswa, dimana siswalah yang aktif  sehingga mereka dapat   membangun ilmu mereka dan tentunya dengan intuisi mereka. Jika ini dan berlangsung diharapkan  pembelajaran metematika akan  sangat inspiratif dan bermakna.