PENTINGNYA
KOMUNIKASI GURU DAN MURID DALAM PEMBELAJARAN
( Dwi Istanto )
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Matematika
merupakan suatu mata pelajaran yang selalu hadir dalam setiap jenjang
pendidikan, baik di SD, SMP, SMA, maupun di beberapa jurusan di perguruan
tinggi. Di samping itu matematika juga berkaitan erat dengan mata pelajaran
lain, misalnya Fisika, Kimia, dan Biologi. Oleh karena itu, keberadaan matematika di jenjang pendidikan dasar
dan menengah sangat penting bagi siswa.
Pada kenyataannya prestasi belajar matematika yang
dicapai siswa SD, SMP, SMA masih rendah. Padahal berbagai usaha telah dilakukan
berbagai pihak untuk meningkatkan prestasi belajar matematika, seperti
peningkatan kualitas pendidik, perbaikan kurikulum pendidikan, melengkapi sarana dan
prasarana, dan lain lain.
Sampai saat ini matematika masih dianggap sulit oleh
sebagisan besar siswa. Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya
prestasi matematika siswa, maka perlu adanya sedikit perubahan perlakuan dalam pembelajaran matematika supaya hasil pembelajaran menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Banyak
hal yang mempengaruhi rendahnya minat siswa terhadap matematika, salah satunya
adalah komunikasi yang kurang berjalan dengan baik. Proses pembelajaran yang diterapkan seharusnya dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa bisa lebih mudah menerima
pelajaran. Proses
pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa jika komunikasi antar
penghuni kelas berjalan baik. Maka tugas gueu untuk mencitakan suasana yang
menyenangkan itu.
Tugas guru tidak hanya pada kegiatan
belajar mengajar di kelas, tetapi juga melakukan bimbingan di luar kelas,
khususnya mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, baik kesulitan
mengenai pelajaran ataupun masalah psikologi yang diperolehnya dari luar,
seperti keluarga dan teman pergaulan. Perilaku guru merupakan salah satu faktor
yang berperan dalam memotivasi semangat belajar para peserta didik. Suatu
kondisi yang menyenangkan apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab,
bersahabat dan memahami situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di
luar kelas. Perilaku guru seperti itu dapat menunjang motivasi dan prestasi
belajar siswa Pendidikan
berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai suatu usaha
untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
lnteraksi tersebut dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga dan sekolah
(Sukmadinata, 1998: 1). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang
peran signifikan dalam proses pengajaran.Pendidikan dapat mengubah pandangan
hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia
menguak tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam
setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier (2002:41) bertujuan menyiapkan
manusia untuk menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran,
kesadaran dan kreatifitas.
Proses
belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua
unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak
yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan
antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu
tujuan pembelajaran.
Dari
uraian yang telah disampaikan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul “Pentingnya
Komunikasi Guru dan Murid dalam Pembelajaran”.
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Guru, Siswa, Komunikasi dan Pendidikan
Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai komunikasi dalam pendidikan, akan dijelaskan terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan komunikasi, guru dan siswa. Komunikasi adalah Proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang dapat menimbulkan efek
tertentu. Guru adalah seorang anggota masyarakat yang berkompeten dan
memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan atau pemerintah untuk melaksanakan
tugas, fungsi dan peranannya, yakni mengajar, mendidik dan membimbing serta
menuntut siswa dalam belajar atau dengan kata lain guru adalah salah satu
komponen manusiawi dalam usaha pembentukan sumber daya manusia dan sebagainya.
Sedangkan Siswa adalah Setiap orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
Keduanya baik guru maupun siswa merupakan unsur penting dalam proses
pembelajaran. Karena merekalah yang melakukan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran tidak akan terjadi jika tidak ada guru atau pun siswa. Dengan melihat pada pengertian bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas siswa,
terkandung suatu makna bahwa proses yang dinamakan pendidikan itu tidak akan
pernah berlangsung apabila tidak hadir guru dan siswa dalam rangkaian kegiatan
belajar mengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa guru dan siswa merupakan pilar
utama terselenggaranya aktivitas pendidikan.
Guru merupakan seorang sosok yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Banyak sekali tugas guru terutama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan
bagi siswa.
Seorang guru memiliki peranan dalam
proses belajar mengajar, yaitu:
1.
Sebagai motivator, yaitu memberikan dorongan
dan anjuran kepada siswanya agar secara aktif dan kreatif serta positif dalam
berintegrasi dengan lingkungan atau pengalaman baru berupa pelajaran yang
ditawarkan kepadanya.
2.
Sebagai fasilitator, yaitu menciptakan suasana
dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi secara
positif dan kreatif dalam proses belajar mengajar
3.
Organisator,
yaitu mengatur, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan proses belajar
mengajar.
4.
Informatory, yaitu memberikan informasi yang
diperlukan siswa baik untuk kepentingan dan kelancaran kegiatan proses belajar
mengajar maupun untuk kepentingan masa depan siswa.
5.
Konselor, yaitu memberikan bimbingan dan
penyuluhan atau bantuan khusus kepada siswa yang mempunyai permasalahan dan sebagainya.
B. Komunikasi Interpersonal
Bentuk komunikasi interpersonal antara guru dengan
guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya proses
belajar mengajar yang efektif, karena setiapa orang diberi kesempatan untuk
terlibat dalam pembelajaran. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang
menyenangkan pada tiap personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam menciptakan iklim komunikatif
guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai individu yang berbeda-beda, yang
memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa mempunyai karakteristik
yang unik, memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda, memerlukan
kebebasan memilih yang sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif.
Untuk itulah kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat
diperlukan.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru
selama mengajar diharapkan tidak hanya terfokus pada pelajaran semata, tetapi
juga berpengaruh pada pengembangan soft skill mereka. Para guru harus bisa
memahami siswa/siswinya, terutama mereka yang memasuki usia remaja yang rentan
dengan berbagai macam pengaruh dari lingkungan. Dengan adanya komunikasi
antarpribadi guru dengan siswa diharapkan dapat membentuk konsep diri yang
telah ada sebelumnya menjadi lebih baik. Selain itu, proses komunikasi seperti
ini juga dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, karena dalam komunikasi
harus ada timbal balik (feedback) antara komunikator dengan komunikan. Begitu
juga dengan pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang
disampaikan, dalam hal ini materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada
komunikan (siswa) bisa dicerna oleh siswa dengan optimal, sehingga tujuan pendidikan
yang ingin dicapai bisa terwujud. Tidak mungkin bila komunikasi dilakukan tidak
baik maka hasilnya akan bagus.
Dimana fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab II Pasal
3 berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Tujuan pendidikan tidak mungkin terwujud bila tidak
dibarengi dengan faktor penunjangnya. Salah satunya adalah komunikasi. Dan
dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu
pendekatan komunikasi yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi),
tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang
efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Menurut
Santrock (2008), terdapat tiga aspek utama dari komunikasi dalam pembelajaran,
yaitu keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal. Berbicara di
hadapan kelas dan di hadapan siswa harus dapat mengkomunikasikan informasi
secara jelas. Kejelasan dalam berbicara penting agar pengajaran yang dilakukan
oleh guru dan proses belajar yang diikuti siswa dapat berjalan responsive.
Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada
perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang
dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai
dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus
berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa
akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal
ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan
dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui
beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa,
diantaranya adalah :
1. Memilih cara
dan metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya
2. Menginformasilkan
dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
3. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
4. Melakukan
evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang
tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
5. Melakukan improvisasi-improvisasi yang
bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya
kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan
yang meriah.
6. Menanamkan
nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama
islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan
mendapatkan nilai amal disisi Allah.
7. Menceritakan
keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan
ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk
bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia
tersebut.
8. Memberikan
respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan
kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan
positif lainnya serta menghormati siswa
yang telah mau mengungkapkan pendapatnya.
C. Penciptaan Iklim Komunikatif
Ada beberapa kemampuan komunikasi yang harus dimiliki
oleh guru dalam proses belajar mengajar supaya pembelajaran menjadi
menyenangkan, yaitu:
1.
Kemampuan
guru mengembangkan sikap positif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
cara menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, menghindari
kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan pemberian
insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa.
2.
Kemampuan
guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. Bisa
dilakukan dengan menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan orang
lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan
sabar (Ali Imran, 1995). Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-masing pihak
merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak
lain sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan meraka untuk
dipenuhi secara bersama-sama
3.
Kemampuan
guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan cara penyampaian materi di kelas yang
menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu
yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil
belajar. Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan
menjadi dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa, menarik
perhatian siswa dan menolong penerimaan materi pelajaran.
4.
Kemampuan
guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegitan pembelajaran. Berhubungan
dengan komunikasi antar siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan
siswa yang mengganggu serta mmpertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar
semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru
mengelola interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atu dua
arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi
multi arah yaitu dari guru ke siswa dan dari siswa ke siswa.
5.
Kemampuan
guru mengondisikan kelas
Berhubungan dengan kapan guru harus
serius dan santai
Jadi semua kemampuan guru diatas mengarah pada
penciptaan iklim komunikatif yang merupakan wahana atau sarana bagi tercapainya
tujuan pembelajaran yang optimal.
D. Hambatan Guru Mengelola Kelas
Saat guru dikelas, adalah saat siswa merasakan aura
dan pesonanya. Aura yang saya maksud adalah segala tindak tanduk serta perilaku
yang tercermin dari saat memasuki kelas sampai mengakhiri kelas setelah
mengajar yang membuat sukses tidaknya kelas yang dikelolanya. Hampir semua
pendidik dan pengajar ingin kelas yang dipegangnya lancar dan tidak ada
hambatan. Namun sadarkah kita jika terkadang hambatan itu datang dari diri guru
itu sendiri. Berikut 6 indikator
hambatan yang berasal dari diri guru itu sendiri.
1.
Kontrol dan batasan terhadap siswa sangat ketat, atau
malah guru menerapkan sedikit sekali kontrol. Guru tidak tegas dalam
menjalankan peraturan kelas (inkonsisten). Cenderung menjadi teman bagi siswa,
permisif atau serba boleh atau malah tidak mau terlibat dengan siswa sama
sekali.
2.
Lay out kelas tetap sama, tidak mengubah -ubah letak
tempat duduk siswa sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
3.
Siswa melanggar langsung dihukum, guru tidak mau
mendengar alasan siswa,keputusan semua berasal dari guru. Siswa mengalami
kekurangan motivasi karena aspirasinya tidak didengar.
4.
Komunikasi hanya satu arah, kelas baru dianggap baik
apabila sunyi. Saat guru berbicara, siswa mendengar saja , siswa menjadi tidak
berinisiatif karena siswa tidak boleh interupsi. Siswa takut menjalin
komunikasi dengan guru.
5.
Tidak ada minat dan perhatian terhadap siswa, Tidak
perhatian pada siswa , telalu memperhatikan emosi siswa dari pada kesuksesan
pengelolaan kelas. Tidak menerapkan disiplin kepada siswa, hanya memperhatikan
siswa jika mereka berbuat negatif, tidak ada penghargaan bagi mereka yang sudah
berbuat positif.
6.
Tidak kreatif, menggunakan materi yang sama setiap
tahun, tidak ada variasi, guru tidak mempersiapkan kelasnya.
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses
belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan salah satu contoh bentuk
komunikasi sehari-hari. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar salah satunya yaitu mencapai tujuan pendidikan. Adanya
komunikasi antara guru dan murid dalam pembelajaran sangatlah penting. Tanpa adanya komunikasi, proses belajar
mengajar tidak akan bisa berjalan dengan baik. Bentuk komunikasi yang efektif
untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah bentuk komunikasi
antarpersonal. Karena dalam kedua proses tersebut dapat menghasilkan feedback
(timbal balik) yang dimana dapat mengetahui apakah komunikasi dapat diterima
dengan baik atau tidak. Selain itu kedua proses tersebut dapat memaksimalkan
penyampaian informasi dari guru kepada siswanya. Agar informasi yang diberikan
oleh guru dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh siswanya.
B. Saran
Untuk
memperoleh pembelajaran yang berkualitas agar menghasilkan prestasi belajar
yang berkualitas pula, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang secara langsung
berkaitan dengan berlangsungnya suatu proses belajar mengajar tersebut. Yang
terpenting adalah komunikasi yang terjalin didalamnya. Selain komunikasi, ada
juga hal lain yang harus diperhatikan yaitu: guru, siswa, kurikulum dan sarana,
serta faktor lain yang sifatnya kontekstual agar peranan komunikasi dalam
proses belajar mengajar dapat terealisasi dengan baik, yaitu agar dapat
tercapainya suatu tujuan pendidikan.